Senin, 28 November 2011
FINA, REKAN KERJAKU
Cerita ini adalah pengalaman pribadiku ketika bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Nama-nama pemeran di bawah sengaja diganti agar dapat menjaga privasi. Beberapa nama tempat dan daerah juga disensor. Harap dimaklumi.
Cerita ini bermula ketika aku diterima bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Aku bekerja sebagai salah satu staf keuangan di kantor tersebut. Aku bekerja dikantor itu hanya selama 1 bulan. Karena aku ditawari bekerja di tempat lain oleh mantan bosku. Selama satu bulan inilah pengalaman manis yang tak terlupakan terjadi.
Salah seorang rekan kerjaku sebut saja namanya Fina adalah gadis manis keturunan Chinese yang berumur 27 tahun dengan tinggi badan 158 cm dan berat badan 46 kg. Ukuran bra-nya tidak begitu besar. Hanya 34 B. Kulitnya putih seperti lazimnya orang Chinese.
Oktober 1, 2001
“Fina, kenalkan ini Aldy untuk bantu kamu.” Manajer HRD memperkenalkanku kepada Fina.
“Aldy.” sambil aku mengulurkan tanganku.
“Fina” kami saling bersalaman.
“Aldy, ini Fina orang keuangan juga. Dia yang nantinya akan ajari kamu dan kasih tahu kamu keadaan di sini.”
“Iya Bu, saya memang butuh penyesuaian disini. Jadi saya harap mbak Fina.. bisa bantu saya dalam hal ini.” sambil aku melempar senyum ke Fina.
“O iya, Fina, kamu tolong bantu yah.”
“Iya bu.” senyum Fina kepadaku.
Oktober 5, 2001
“Fin, pulangnya kemana?”
“Ke kos-kos an. Kenapa?”
“Gak papa. Cuma mo nanya aja.”
“Mo nganterin?”
“Emang kosan nya di mana?”
“Situ deket pasar B*** *”
“Oh. disitu. boleh kalo mau dianter”
“Bener nih. gak ngerepotin?”
“Nggak. Tapi naek motor yah. Mau kan?”
“Sapa takut”
Lalu kami jalan ke arah parkiran motor. Sementara aku mengambil motor, Fina menunggu di pintu keluar.
“Ayo Fin, Naek. Ini pake helmnya” sambil aku sodorkan helm ke Fina
“Loh kamu bawa helm dua? Buat siapa?”
“Siapa aja yang ikut nebeng. Daripada ketilang polisi”
Selama diperjalanan Fina berpegangan pada pinggangku. Seringkali sewaktu aku menginjak rem, dadanya menyentuh punggungku. Aku sengaja menginjak pedal rem lebih sering sebab saat itu adalah moment yang menyenangkan.
Karena seringnya menginjak pedal rem, Fina menggeser tangannya dari pinggangku ke atas pahaku. Dia berusaha untuk menahan tubuhnya dengan menekan pahaku. Hal ini membuat adikku bangun. Aku langsung membayangkan seandainya bisa ML dengannya. WOW, Asik kali.
Lagi enak-enaknya ngebayangin ML, tiba-tiba ada bajaj yang memotong jalanku. Dengan reflek aku menginjak pedal rem lebih dalam secara mendadak. Fina dengan reflek menahan tubuhnya dengan menggeser tangannya. Maksudnya mau menahan di bangku antara pahaku, tetapi justru membuat tangan Fina jadi menyentuh adikku yang sudah bangun. OH MY GOD !
Fina menggeser tangannya dari selangkanganku.
“Eh. sorry yah. Gak sengaja.”
“Iya. Sengaja juga gak pa pa koq.”
“Ih. kamu genit.” Sambil mencubit pinggangku.
“hehehe.”
Oktober 12, 2001
“Fin, udah jam 10 malem nih. Gak pulang?”
“Bentar lagi. Nanggung nih. Biar senen gak pusing pagi-pagi.”
“Masalahnya udah kagak ada orang lagi yang dikantor ini. Tinggal kita berdua doank.”
“Iya tenang aja. saya bawa kunci koq.” Sudah 1 minggu ini aku selalu mengantarkan Fina pulang ke kos-kosannya sebelum pulang ke rumah.
“Yee. Bukan masalah itu. Masalahnya rumah gw kan jauh. D***K. Malem begini lewat sono bahaya. Bisa-bisa gw di garong ditengah jalan.”
“Ya udah, nginep aja dihotel.”
“Mo nemenin?”
“Boleh.”
“Tapi. kagak ada baju ganti. Ntar gak bisa ganti baju dong.”
“Bugil aja.” Sambil tersenyum genit.
“Serius?.” sambil kutatap dia.
“Sapa takut.” Senyumnya lagi.
Singkat cerita, kita jadi check in di salah satu hotel di Jakarta.
“Fin, gw mandi dulu yah…”
“O. iya.” sambil menyetel TV.
Selama di kamar mandi, aku membayangkan akan melakukan ML dengan Fina. Selesai mandi aku keluar hanya dengan mengenakan handuk tanpa celana dalam.
“Fin, gantian sana. Mandi dulu.”
“O. ya. handuknya mana?”
“Ini” sambil aku sodorkan handuk baru.
“Eh. Jangan ngintip yah.” ujarnya sambil berlalu ke kamar mandi.
“Engga.” Aku langsung tiduran di atas ranjang tanpa melepas handuk.
Tidak lama kemudian, Fina selesai mandi. Dia keluar kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk putih yang disediakan hotel.
“Udah selesai mandinya?” tanyaku.
“Udah.” sambil duduk di kasur di samping aku.
“Fin.”
“Yah.”
“Udah ngantuk?.”
“Belom.” Dengan manja dia rebahkan kepalanya ke dada ku.
“Kenapa?”
“Gak pa pa. nanya aja. soalnya ini kan udah jam 12 malem. Hampir pagi.” lalu aku mengusap-usap punggung mulusnya. Fina semakin mendesak aku ke kasur. Adikku bangun. Fina mengangkat kepalanya dari dadaku. Dia memandang aku. Aku juga memandang dia.
Lalu aku mencium bibirnya. Dia membalas ciumanku dengan melakukan French kiss. Lidahnya menjulur ke dalam mulutku. Begitu juga aku. Aku tak mau kalah. Aku masukkan juga lidahku ke mulutnya. Lidah kami saling bertemu. Bibir kami saling menyedot. Perlahan tapi pasti, tanganku berusaha membuka handuk yang melilit di tubuhnya.
Setelah handuknya terlepas, tangan kiriku merangkul ke belakang lehernya sedangkan tangan kananku meraba payudaranya. Jari telunjukku memainkan puting susunya sambil sesekali memilin-milinnya.
Kemudian aku menelusuri tubuhnya dengan menggunakan lidah ke sekitar payudaranya. Sengaja aku tidak mengulum putingnya dulu. Jilatanku berpindah antara payudara yang kiri dan yang kanan.
“Ah. Dy.. geli...” Desahnya.
Aku semakin bersemangat. Kutelusuri tubuhnya dengan lidahku hingga ke lehernya. Tangannya perlahan turun meraba tubuhku menuju adikku. Dengan lembut dia memijat adikku yang menyebabkan semakin membengkaknya adikku.
Kemudian dia membalas perlakuanku. Lidahnya menelusuri tubuhku dari dadaku hingga adikku. Sesampainya di adikku, dia melakukan Felatio. Dia langsung menyerang titik lemahku. Yaitu bagian bawah kepala adikku. (Pembaca blog ceritaanget yang budiman, khususnya yang wanita, jika ingin membuat pasangan anda menjadi kelojotan akibat oral sex yang anda berikan, lakukan jilatan pada kepala penis bagian bawah tepatnya di leher batang penis/sambungan antara kepala penis dan badan penis. Selain jilat, lakukan juga isapan-isapan lembut. Dijamin mereka pasti mabok.)
“Akh.. Fin.. enak banget.. Kamu pinter. “
Merasa didominasi, aku lalu mengangkat kepalanya dari adikku. Lalu aku mengajak untuk melakukan 69. Aku di bawah, Fina di atas. Kami sama-sama melakukan oral sex. Dengan keadaan ini, dia tidak berkutik untuk menyerang titik lemahku karena posisi lidahnya berada di atas penisku. Aku langsung menjilat Clitoris-nya sambil tangan kanan memasukkan jari tengahku ke dalam Ms. V–nya.
Saatnya pembalasan. Kucari G Spot nya, dan ku gesek-gesekan dengan jari tengahku. Alhasil gak perlu waktu terlalu lama, Ms. V–nya membasah. Fina mengejang pahanya menjepit kepalaku sedangkan jariku dijepit di dalam Ms. V–nya. Terasa kena tulang pinggulnya. Wow.. Keras sekali jepitannya Ms. V-nya.
“Ahhh.. Dy..” Fina orgasme.
“Keluar sayang?...”
“He eigh...h..h..h..” sambil terengah-engah.
“Enak?”
“Banget..”
“Ya.. Udah istirahat dulu.”
“Kamu kan belom keluar.”
“Iya. sabar aja. Ntar juga bisa.”
“Gak mau. Harus keluar juga.” Sambil ngelendot manja. Fina mulai memainkan adikku.
Akhirnya kami memulai foreplay lagi. Bedanya, sekarang Fina langsung menyerang adikku di bagian yang lemah. Adikku langsung tersentak bangun lagi. (Wow. asal pembaca blog ceritaanget ini tahu, isapan dan jilatan Fina ruar biasa Loh)
Merasa didominasi lagi, akhirnya aku mengajak untuk 69 lagi. Sekali lagi aku jilat clitorisnya dan memasukkan jari tengahku kearah G Spot–nya. Sementara Ms. V–nya mulai membasah, Fina mendesah. Akhirnya dia memutuskan untuk melepaskan Ms. V–nya dari mulutku. Fina berputar menghadap aku.
Sambil berjongkok di atas badanku, perlahan Fina menuntun adikku untuk dimasukkan ke dalam Ms. V–nya. Agak kesulitan sedikit untuk memasukkan adikku ke Ms. V–nya karena benar-benar Ms.V–nya masih sempit. Fina menaik turunkan badannya perlahan-lahan agar adikku bisa masuk semua ke dalam Ms. V–nya. Setelah Adikku masuk semua, Fina mendesah.
Fina mulai menggerakkan tubuhnya di atas tubuhku. Bunyi sentuhan alat kelamin kami terdengar sangat merangsang. Hal ini justru membuat gerakan kami menjadi semakin hot. Fina bersemangat untuk menggerakkan tubuhnya.
“Ah.. Enak Dy.”
“Iya sayang. Enak banget..” sambil aku duduk mengisap puting payudaranya. Fina mengelijang.
"Ah... Sayang... Akhu kayaknya maghu kluar laghi..." Fina mendekap aku semakin kencang.
"Keluarin aja sayang." aku makin bersemangat untuk menggenjot lebih cepat lagi. Ms. V-nya Fina berdenyut makin cepat. Jepitannya Ms. V-nya di dalam semakin keras. Terasa adikku seperti diurut di dalam Ms.V-nya. Sampai-sampai adikku bersentuhan dengan tulang pinggulnya di dalam Ms. V-nya.
"Ah... Akh... Aaakhh.. Dy..." Fina orgasme untuk yang kedua kalinya. Bersamaan dengan orgasmenya Fina, Fina menekan Ms. V-nya ke adikku lebih dalam sambil menjepit badanku dengan kedua kakinya yang dilingkarkan ke pinggangku. Sedangkan aku menekan ke atas agar adikku masuk sampai ke pangkalnya ke Ms. V-nya Fina.
Ketika Fina orgasme, aku merasakan denyutan yang hebat pada adikku. Aku sudah hampir mencapai puncak. Segera aku angkat Fina lalu kurebahkan di kasur. Aku mengambil posisi The Missionaris. Aku menggenjot lebih cepat mengeluarkan dan memasukkan adikku di Ms. V-nya Fina. Jepitan liang Ms. V-nya Fina menjadi semakin keras... keras... bahkan menjadi sangat keras.
"Fin.. Aku mo kheluar.." Aku merasa lahar dalam tubuhku mulai menuju puncaknya.
"Keluarin aja sayang.."
"Di.. Hluar hyah.."
"Aaah.. Jangan. Didalem aja. Aku mau merasakan kamu."
"Nanti khamu hamil."
"Nggak.. Please. Aku pengen ngerasain kamu." pintanya sambil memelukku.
"ARRGHHH... FIN..." akhirnya aku mencapai puncak kenikmatan dengan menyemburkan lahar panas dalam tubuhku ke dalam liang Ms. V-nya Fina. Aku melepaskan lahar panas sambil memeluk Fina dengan segenap kekuatanku yang terakhir. Terasa kenikmatan sorga dunia tiada bandingannya yang kuraih bersama Fina.
"Ah. Dy. Aku ngerasain kamu di dalem." sambil tersenyum memandang aku.
"Hah... Hah..." Sambil terengah-engah aku mencium bibir mungil Fina. Fina membalas ciumanku dengan penuh mesra.
Setelah kami berdua sudah dalam keadaan tenang, Fina melepaskan pelukannya dariku, sedangkan aku berdiri mencabut adikku yang masih menancap di Ms. V-nya Fina. Fina tetap berbaring. Perlahan ku perhatikan Ms. V-nya Fina mengeluarkan cairan putih sisa dari laharku yang ku keluarkan melalui adikku.
Aku mengambil tisu yang terletak di meja, dan mengelap Ms. V-nya Fina dengan lembut.
"Dy.. Aku seneng banget deh."
"Aku juga seneng sayang."
"Aku seneng banget karena kamu mau ngabulin permintaan aku."
"Permintaan yang mana?"
"Kamu ngeluarin di dalem aku."
"Kamu gak takut hamil?"
"Nggak. Hari ini bukan jadwalnya."
"Oh. Pantes."
Akhirnya kami tidur sambil berpelukan dalam keadaan bugil. Hari itu adalah hari yang terindah yang telah kulewati bersama Fina rekan kerjaku di kantor.
Nah. Pembaca blog ceritaanget yang budiman, demikian kisahku dengan rekan kerjaku satu kantor yang berakhir di sebuah kamar hotel. Lain kali akan kuceritakan bagaimana permainanku dengan Fina di kantor di ruangan tempat kami bekerja. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudi untuk memberikan tanggapannya atas cerita ini. Bagi para pembaca wanita yang ingin berkenalan, silahkan kirimkan e-mail anda ke ald_ok@yahoo.com.
Langganan:
Postingan (Atom)